Senin, 26 Juli 2010

Erigeron sumatrensis Retz. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : E. linifolius auct. Non Willd.; Coniza ambigua DC.
Nama daerah : Kutuk kutu (Fleabane); Jĕlântir, Monyènyèn, Jĕntèng (Sunda); Jâbung, Jâbungân, Jĕntik mânis, Sĕmbung, Sĕmbungân (Jawa).
Deskripsi : Tegak lurus, kaku, bagian bawah mengeras, tanaman yang tetap hijau dengan cabang kuat di atasnya, berkayu pada dasarnya, tinggi 30-350 cm. tangkai berbentuk silinder, berusuk kuat, padat, hijau muda, pada akhirnya berambut. Daun tersusun memilin, lebih atau kurang kumpulan pada dasar, melekat atau hampir begitu, berbentuk lanset sungsang hingga lanset sungsang lurus, pada akhirnya merunging, ke dua sisi berambut abu-abu, 3-12 x 0,3-3 cm; salah satu lebih besar di atas bagian rata dari dasarnya bergigi gerigi kasar, berlekuk menyirip, yang lebih kecil rapat, daun yang mengering keras. Bongkol bunga heterogamous, banyak pada sebuah PANICLE agak sempit dengan cabang tegak lurus memencar, beribu gagang, hampir silinder, panjang 5-6 mm, dasar kemudian gelendut, berambut putih dengan halus; bunga periuk dengan TUBERCLES lancip setelah buah gugur, sedikit cembung, epaleat; pembalut berbentuk lonceng; daun gagang banyak pada 2 ulir, tegak lurus, kemudian memencar, pada buah terefleks, lurus, lancip, hijau muda dengan garis tepi hampir pucat, berambut dengan halus, ulir yang paling dalam panjang 4-5 mm, yang lebih luar lebih pendek. Jejari empulur bunga pada beberapa ulir, betina, subur, tegak lurus, panjang 3.5-4 mm; mahkota berwarna kuning muda atau keungu-unguan, tabung menyempit, dahan tegak lurus atau tegak lurus menyebar, sangat pendek; bakal buah pucat, berambut sedikit, panjang 1.5 mm; tangkai putik berlengan pendek 2, pada akhirnya terjulur. Disc bunga 6-11, berkelamin ganda atau jantan, panjang mahkota 4 mm, kuning muda, tabung sempit, ujung melebar ke 5 dahan berbaga; tabung kepala sari terjulur, coklat; kepala sari dengan dasar menyempit dan ujung lancip, berhubung dengan katub kecil; kepala putik dengan 2 lengan pendek agak tebal. Buah longkah kecil, pampat, dengan garis tepi menebal, ellipsoid dengan dasar menyempit, coklat, bersegi 4, jarang berambut halus, panjang 1.5-2 mm. Rambut papus banyak, berderet 1-2, tipis, bergigi, pada akhirnya berwarna coklat muda, panjang 3-4 mm.
Asal : Amerika tropis.
Pernyebaran : Pantropika. Ditemukan untuk pertamakali di Jawa pada tahun 1860, dan tersebar ke seluruh Indonesia.
Ekologi : Tempat dengan sinar matahari langsung hingga tempat teduh daerah kering atau basah (tapi bukan rawa-rawa) dengan musim kering tinggi atau rendah; pada tanggul/pematang, vegetasi alang-alang dan tumbuh-tumbuhan lainnya, sepanjang jalan dan pematang, tanah kosong dan tanah pertanian; pada semak muda kedua, di pertanian the dan karet pada tanah yang kurang subur; hidup berkelompok; tidak membutuhkan waktu istirahat. Dari ketinggian 0-3150 m. Berbunga sepanjang tahun. Ladang padi dataran tinggi.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, dan anemochorous.
Kepentingan pertanian: Agak tak berbahaya karena berakar dangkal dan tumbuh cepat, tapi harus dikendalikan karena tanaman ini bisa tumbuh sangat tinggi.
Pembatasan : Pada pembasmian tahap awal mudah, tapi lebih sulit setelah tangkai dasar telah berkayu. 2,4-D dan MCPA mempengaruhi perbijian. Aplikasi 2,3,6-TBA atau amino-triazole setelah adanya keadaan darurat. Tanah dipakaikan herbisida seperti pengganti urea (monuron dan diuron) dan kelompok triazin (simazin dan atrazine) efektif sebagai herbisida sebelum adanya keadaan darurat pada kerabat spesies Conyza Canadensis (L.) Cronq.
Catatan : Tanaman muda dicampur dengan rumput-rumputan merupakan pakan ternak yang bagus. Tanaman inang menengah Cinchona akar cendawan; perbijian seringkali mati oleh Moniliopsis aderholdii Ruhl, yang menyebabkan penyakit tunggal pada Cinchona. Phytotoxin ditemukan pada Conyza albida Willd. Contoh spreng. Menyebabkan geotropi negatif sampai ke akar C. albida dan C. bonariensis (L.) Cronq. (sebanding pada polyacetylenic bahan campuran dari campuran lain)1) . terdapat kontrofersi sistim klasifikasi tanaman pada nama yang sebenarnya. Conyza sumatrensis (Retz.) E.H. Walker dibedakan oleh gerigi, daun berbentuk lanset sungsang dari spesies sejenis.
1) CF. Michael, in Proc. 6th Asian-Pacific Weed Sci. Soc. Conf. 1 (1977): 94.

Tidak ada komentar: