Sabtu, 31 Juli 2010

Grangea maderaspatana (L.) Poir. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : Cotula maderaspatana (L.) Willd.
Nama daerah : Marcella; Kĕmbâng pâku kondè, Sĕrâwân hutân (Indonesia)
Deskripsi : Seringkali bercabang liar dari dasar, Villous, prostrate, mendaki atau (ketika muda dan pada bentuk-bentuk padat) tegak lurus, tinggi 5-55 cm, tanaman tahunan berbau sedap. Tangkai kaku bersiku-siku, berambut dengan padat, berlubang di tengah-tengah; akar tunggang kokoh, putih kekuning-kuningan; bagian yang lebih rendah dari cabang seringkali berbintil. Daun tersusun memilin, melekat, lonjong-bulat telur sungsang atau berbentuk lanset pada garis dengan pangkal menyerupai tangkai daun, berlekuk bersirip dengan 3-4 pasang kurang lebih bundar, baga bergigi berhadapan dengan kasar, hijau muda, 2-10 x 1-6 cm; kedua sisi berambut lembut dengan hemat dan padat. Bongkol bunga heterogamous, beribu gagang, di ujung dan berhadapan dengan daun, menyendiri/soliter, truncate/jamur umbi bulat, diameter 6-10 mm, membesar, menunduk setelah antesis; ibu gagang berlubang, panjang 1-4 cm, berambut putih dengan padat dan seringkali dengan sebuah ujung daun batang kecil; pembalut berbentuk lonceng-bentuk piring; daun gagang agak kaku, berderet 2-3, hijau, berambut agak tebal; bagian luarnya lonjong hingga lonjong lurus, lancip, bagian dalamnya jorong, sirkuler; dasar bunga kerucut, epaleate. Bunga berwarna kuning atau pada akhirnya kuning kehijauan, sedikit barambut dan berkelenjar pada bagian luarnya, panjang 1-1.5 mm. Jejari empulur bunga banyak, berderet 1-6, betina dengan ramping, mahkota berbentuk pipa, dahan segera berbaga 2-4. Disc bunga berbentuk corong dengan lingkaran baga 4-5, sedikit lebih besar. Kepala sari berpautan dengan longgar, dasar berentet, puncak lancip. Tangkai putik berlengan 2, lancip, pada jejari empulur bunga tipis, pada disc bunga pendek dan tebal. Buah longkah rata, berbentuk gasing, romping, berbulu halus, bekelenjar dengan hemat, panjang 2 mm. Papus terdiri dari sebuah tutup berkelijak.
Asal : India
Pernyebaran : Daera asia tropis. Di Indonesia di Jawa, Sumatra dan Nusa Tenggara.
Ekologi : Pada kolam yang mengering, parit-parit, tempat pembuangan, hutan kayu jati; seringkali tumbuh berkelompok. Lebih suka tanah padat. Dari ketinggian 4-800 m. Ladang padi tadah hujan.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, myrmecochorous dan hydrochorous.
Kepentingan pertanian: Rumput liar yang tidak terlalu penting /bermanfaat.
Pembatasan : Manual
Catatan : Daun digunakan untuk melawan kejang urat secara tiba-tiba dan untuk haid hebat

Jumat, 30 Juli 2010

Handkerchief pilihan


Pilihan yang lain

Jaga kesehatan dengan Handkerchief


Buat nahan asap kendaraan bermotor saat dijalan bisa pake masker penutup hidung, tapi kadang terasa tidak nyaman. kalau ingin tetap terlihat menarik sekaligus terjaga dari asap kendaraan bermotor pakai saja handkerchief, dari pada susah nyari tinggal pesan saja di sini. Handkerchief dari bahan kain katun bermotif seharga Rp.7000/biji ini bisa jadi pilihan. ada penawaran menarik kalau pesan lebih dari 3 biji. Berminat kirim email ke Nick_iput@yahoo.com atau sms ke no Hp.085736055491. menerima pesanan grosir.

Senin, 26 Juli 2010

Galinsoga parviflora Cav. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : Wollastona zollingeriana auci. Non Sch.-Bip.
Nama daerah : Rumput liar kuning; Bâtâkâcut, Bâlâketut, Jukut sâminggu, Bâlinggâng (Sunda); Bribil, Kuningân, Mondrèng, Pâkèlèlè (Jawa).
Deskripsi :
Tegak lurus, tanaman tahunan, berair banyak, terna bercabang banyak atau kurang, sedikit berbulu halus, tinggi 20-80 cm. Tangkai agak bersegi atau bentuk silinder, bergaris melintang, ujung meroma memencar dengan jarang (terkadang dengan rambut kelenjar), bagian yang lebih rendah cekung dan hampir berbulu. Daun berhadapan, hijau kekuning-kuningan, bulat telur hingga bulat telur lonjong, 1-6.5 x 0.8-4.5 cm, dangkal, agak bergerigi kasar, berkelijak; kedua sisi sedikit berambut, berurat 3 dengan jelas pada dasar daunnya, padabagian atasnya dengan urat-urat cekung; dasar tumpul atau lancip; ujung menipis, lancip atau tumpul; tangkai (daun) cekung, panjang 3-15 mm. Bongkol bunga menyebar, heterogamous, kerapkali berpasangan/pairwise, di ujung dan ketiak, berdiameter 5-8 mm; panjang ibu gagang 8-32 mm, merapat meroma dan renggang, berambut kelenjar jelas dengan ujung berwarna ungu; pembalut hemisfer, tinggi 3.5-4 mm; daun gagang berderet 1-2, bagian luar daun berwarna hijau, garis tepi menyerupai selaput, bulat telur-lonjong, puncak menyempit, meroma pendek atau berbulu halus, 2-3 yang paling rendah kecil, yang berikutnya lebih besar, panjang bagian dalam sepanjnag antara ke duanya, tapi lebih tipis dan kuning kehijauan, garis tepi berkelijak pada setengah bagian atasnya; bunga periuk runjung/kerucut, paleate; sekam mahkota memanjang, bentuk sudip, biasanya dengan 1-2 lateral baga, kuning, panjang 2.5-3.3 mm, garis tepi terpotong pada baga lancip tegak lurus memencar. Jejari empulur bunga 5 (jarang 0), betina, bentuk lidah, dalam satu ulir, membesar, dahan lebar bujur telur, berbaga 3, putih, pada akhirnya rata, 2 x 1.8 mm. disc bunga berkelamin ganda, banyak, berwarna kuning, panjang 1.3-1.8 mm, bagian luar meroma penuh; pembuluh pendek dan hampir tidak melebar, kecil, dahan bergigi 5 berbentuk lonceng; benang sari bertaut; kepala sari dengan dasar berbentuk panah, ujung lancip dan tidak atau hampir tidak terjulur. Buah longkah berwarna hitam, berambut, jejari empulur bunganya pampat, dengan ujung melebar, panjang 2.5 mm, dengan atau tanpa ujung berskala kecil; disc bunganya bersegi, kerucut sungsang; papus banyak sisik, tegar, berkelijak lurus, panjang 1.5 mm.
Asal : Peru.
Pernyebaran : Daerah tropis, sedang dan subtropics. Ditemukan untuk pertama kali di Jawa sebelum 1890, dan telah menyebar ke seluruh Indonesia kecuali Kalimantan dan Maluku.
Ekologi : Pada daerah panas hingga agak teduh. Memiliki preferensi kuat untuk menyerap, memungkinkan pada tempat sangat subur bukan tanah kering. Pada tanah yang baik untuk ditanami, perkebunan, pinggir jalan, tanah kosong, tepi hutan, pada hutan tak teduh, kebun tebu, teh, kopi, dan perkebunan cinchona. Di satu tempat sangat banyak, pada cinchona dan perkebunan teh yang lebih tinggi, satu dari jenis rumput liar yang sangat lazim. Dari ketinggian 300-2500 m dpl.; sepanjang sungai menurun hingga 200 m. ladang padi pegunungan.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, anemochorous dan epizochorous.
Kepentingan pertanian: Rumput liar dari 32 hasil panen dari 38 negara, sebagian besar di ladang panen, dimana tanaman ini sangat penting karena kemampuannya untuk berkembang lebih cepat pada awal musim tanam dan untuk bersaing dengan tanaman kecil atau timbul. Kemampuannya untuk melengkapi daur hidupnya pada waktu yang pendek dapat membuat tanaman ini melimpah ruah pada perbijian atau tanaman kecil. Tanaman tidak berbahaya pada beberapa tanaman hasil panen.
Pembatasan : Sebelum keadaan darurat: percikan daun dengan 2,4-D, MPCA dengan takaran 2 mg per liter, atau paraquat. Tanaman ini rentan pada simazin, diuron, linuron dan komposisi perlakuan tanah yang berhubungan. Tanaman ini tercatat melawan chloropropham.
Catatan : Ujung muda merupakan sayur yang bagus dengan nilai nutrisi tinggi. Makanan ternak tambahan untuk sapi dan unggas.

Erigeron sumatrensis Retz. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : E. linifolius auct. Non Willd.; Coniza ambigua DC.
Nama daerah : Kutuk kutu (Fleabane); Jĕlântir, Monyènyèn, Jĕntèng (Sunda); Jâbung, Jâbungân, Jĕntik mânis, Sĕmbung, Sĕmbungân (Jawa).
Deskripsi : Tegak lurus, kaku, bagian bawah mengeras, tanaman yang tetap hijau dengan cabang kuat di atasnya, berkayu pada dasarnya, tinggi 30-350 cm. tangkai berbentuk silinder, berusuk kuat, padat, hijau muda, pada akhirnya berambut. Daun tersusun memilin, lebih atau kurang kumpulan pada dasar, melekat atau hampir begitu, berbentuk lanset sungsang hingga lanset sungsang lurus, pada akhirnya merunging, ke dua sisi berambut abu-abu, 3-12 x 0,3-3 cm; salah satu lebih besar di atas bagian rata dari dasarnya bergigi gerigi kasar, berlekuk menyirip, yang lebih kecil rapat, daun yang mengering keras. Bongkol bunga heterogamous, banyak pada sebuah PANICLE agak sempit dengan cabang tegak lurus memencar, beribu gagang, hampir silinder, panjang 5-6 mm, dasar kemudian gelendut, berambut putih dengan halus; bunga periuk dengan TUBERCLES lancip setelah buah gugur, sedikit cembung, epaleat; pembalut berbentuk lonceng; daun gagang banyak pada 2 ulir, tegak lurus, kemudian memencar, pada buah terefleks, lurus, lancip, hijau muda dengan garis tepi hampir pucat, berambut dengan halus, ulir yang paling dalam panjang 4-5 mm, yang lebih luar lebih pendek. Jejari empulur bunga pada beberapa ulir, betina, subur, tegak lurus, panjang 3.5-4 mm; mahkota berwarna kuning muda atau keungu-unguan, tabung menyempit, dahan tegak lurus atau tegak lurus menyebar, sangat pendek; bakal buah pucat, berambut sedikit, panjang 1.5 mm; tangkai putik berlengan pendek 2, pada akhirnya terjulur. Disc bunga 6-11, berkelamin ganda atau jantan, panjang mahkota 4 mm, kuning muda, tabung sempit, ujung melebar ke 5 dahan berbaga; tabung kepala sari terjulur, coklat; kepala sari dengan dasar menyempit dan ujung lancip, berhubung dengan katub kecil; kepala putik dengan 2 lengan pendek agak tebal. Buah longkah kecil, pampat, dengan garis tepi menebal, ellipsoid dengan dasar menyempit, coklat, bersegi 4, jarang berambut halus, panjang 1.5-2 mm. Rambut papus banyak, berderet 1-2, tipis, bergigi, pada akhirnya berwarna coklat muda, panjang 3-4 mm.
Asal : Amerika tropis.
Pernyebaran : Pantropika. Ditemukan untuk pertamakali di Jawa pada tahun 1860, dan tersebar ke seluruh Indonesia.
Ekologi : Tempat dengan sinar matahari langsung hingga tempat teduh daerah kering atau basah (tapi bukan rawa-rawa) dengan musim kering tinggi atau rendah; pada tanggul/pematang, vegetasi alang-alang dan tumbuh-tumbuhan lainnya, sepanjang jalan dan pematang, tanah kosong dan tanah pertanian; pada semak muda kedua, di pertanian the dan karet pada tanah yang kurang subur; hidup berkelompok; tidak membutuhkan waktu istirahat. Dari ketinggian 0-3150 m. Berbunga sepanjang tahun. Ladang padi dataran tinggi.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, dan anemochorous.
Kepentingan pertanian: Agak tak berbahaya karena berakar dangkal dan tumbuh cepat, tapi harus dikendalikan karena tanaman ini bisa tumbuh sangat tinggi.
Pembatasan : Pada pembasmian tahap awal mudah, tapi lebih sulit setelah tangkai dasar telah berkayu. 2,4-D dan MCPA mempengaruhi perbijian. Aplikasi 2,3,6-TBA atau amino-triazole setelah adanya keadaan darurat. Tanah dipakaikan herbisida seperti pengganti urea (monuron dan diuron) dan kelompok triazin (simazin dan atrazine) efektif sebagai herbisida sebelum adanya keadaan darurat pada kerabat spesies Conyza Canadensis (L.) Cronq.
Catatan : Tanaman muda dicampur dengan rumput-rumputan merupakan pakan ternak yang bagus. Tanaman inang menengah Cinchona akar cendawan; perbijian seringkali mati oleh Moniliopsis aderholdii Ruhl, yang menyebabkan penyakit tunggal pada Cinchona. Phytotoxin ditemukan pada Conyza albida Willd. Contoh spreng. Menyebabkan geotropi negatif sampai ke akar C. albida dan C. bonariensis (L.) Cronq. (sebanding pada polyacetylenic bahan campuran dari campuran lain)1) . terdapat kontrofersi sistim klasifikasi tanaman pada nama yang sebenarnya. Conyza sumatrensis (Retz.) E.H. Walker dibedakan oleh gerigi, daun berbentuk lanset sungsang dari spesies sejenis.
1) CF. Michael, in Proc. 6th Asian-Pacific Weed Sci. Soc. Conf. 1 (1977): 94.

Emilia sonchifolia (L.) DC. ex Wight. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : E. javanica Robins.; E. purpurea Cass.; Senecio sonchifolius (L.) Moench.
Nama daerah : Pâtâh kĕmudi (Indonesia); Jongè (Sunda); Kĕmĕndilân, Tèspong, Tĕmpuh uyung (Jawa).
Deskripsi : Tanaman tahunan, tegak lurus atau merunduk di dasar dan seringkali bercabang, seringkali berwarna kuat keungu-unguan, berakar agak dalam (akar tunggang), tinggi 10-120 cm. tangkai halus, kokoh, berbulu halus atau hempir begitu, laticiferous, panjang antar buku 2-6 cm. Daun berwarna hijau di bagian atasnya, lebih muda atau keungu-unguan di bagian bawah, rata atau sebagian bergigi, tersusun memilin, melekat, 4-16 x 1-8 cm, yang lebih atas lebih kecil, daun yang lebih rendah biasanya beroset; daun yang lebih rendah sebagian terlewati dengan tiba-tiba atau pada akhirnya menjadi hampir sirkuler, bentuk ginjal atau bulat telur, bersegi tiga-bulatng telur atau bentuk telur sungsang bergigi pada bagian atasnya; daun yang lebih tinggi seringkali berbentuk lira berbagi, pada bagian yang jauh lebih sempit menurun dengan beberapa gigi bersegi tiga dan bulat telur belah ketupat, kurang lebih ujung baga bergigi kasar; daun atas memeluk batang, bentuk panah, seringkali sedikit dan terkadang bergigi kasar; semua daunya lancip atau menyebar dari dasar aurikel dan ujung agak tumpul, berbulu halus atau hampir begitu; daun yang lebih rendah sedikit bertangkai, pada tanaman juwana seringkali dengan rambut putih jelas. Bongkol bunga heterogamous, di ujung, pada awalnya berbentuk silinder, kemudian berdasar gelendut, panjang 8-17 mm, beberapa bersamaan membentuk lepasan, biasanya beribu gagang malai rata ppanjang; ibu gagang berbentuk silinder,berbulu halus, panjang 1.5-10 cm; pembalut berbentuk silinder atau setengah tumpul, daun gagang 7-10, beruntutan tunggal, bergaris tepi tembus cahaya, tegak lurus, berpautan, kemudian bebas dan terterum tanpa daun gagang kecil sebagai dasar, dengan ujung segitiga, agak lurus melebar, pada akhirnya menjadi cembung. Tanpa bunga jejari empulur. Disc bunga banyak, tegak lurus, hampir tidak lebih panjangdari pada pembalutnyaa; mahkota ungu kemerah-merahan hingga merah muda, agak putih atau puti pada dasar, ungu di ujungnya, panjang 8-12 mm; tabung ramping, pada akhirnya melebar pada bagian atasnya; berbaga 5, lonjong, agak lancip; bakal buah berambut pendek, 2 tangkai putiknya berlengan hampir silinder, ujung meroma. Benang sari bertaut; panjang kepala sari 2-2.5 mm dengan sebuah ujung katup kecil. Panjang buah longkah 2.5-3 mm, lurus, coklat kekuning-kuningan atau coklat, dengan 5 tulang rambut pendek, berelingan dengan rusuk-rusuk bulu halus tak jelas. Papus dari banyak bulu bergigi, berwarna putih, panjang 6-9 mm.
Asal : Tidak diketahui.
Pernyebaran : Pantropika. Di banyak tempat di Indonesia, kecuali Kalimantan dan Irian Jaya.
Ekologi : Di Jawa, di daerah dengan musim kering tinggi atau rendah, lebih menyukai tempat basah, dengan cahaya matahari langsung atau tempat teduh, tempat yang tidak terlalu kering; juga ditemukan ditempat yang lebih kering, sepanjang jalan dan parit, tanah tepi sungai, kebun, halaman dan ladang Imperata, tanah olahan bergilir, perkebunan teh, perkebunan karet dan perkebunan lainnya; melimpah pada satu tempat tapi selalu tersebar. Dari ketinggian 0-3000 m. berbungan sepanjang tahun. Ladang padi dataran tinggi.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, dan anemochorous.
Kepentingan pertanian: Rumput liar tidak begitu penting/bermanfaat.
Pembatasan : Paraquat dengan napropamide atau diuron. Penggunaan ametryne setelah keadaan darurat (Australia).
Catatan : Dikenal sebagai jenis sayuran, dimakan dengan dikukus atau sebagai lalapan. Tumbuhan inang dari Thrips tabaci Lind. Daunnya digunakan untuk luka/sakit di mata dan telinga.

Eleutheranthera ruderalis (Sw.) Sch.-Bip. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : E. ovate Poit.; E. prostrate Sch.-Bip.
Deskripsi : Tanaman tahunan, berakal dangkal, tegak lurus, bercabang lebar dari dasar, berbau sedap, tumbuhan dengan tinggi 10-80 cm. Tangkai bersegi tumpul, membengkak pada bukunya, berambut dengan jelas. Daun berhadapan, tangkai daun (panjang tangkai daun 0.8-2.5 cm), bulat telur hingga bulat telur lonjong, lancip, semi bergerigi, kedua sisi daun berbentuk mata pisau sedikit berambut panjang dan dengan banyak kelenjar kecil pucat, berbarik-barik transparan, 1.5-7 x 0.5-4 cm, dasar berbentuk baji, sedikit melanjut, pada akhirnya tirus. Bongkol bunga berbunga 6-12, ujung dan ketiak, menyendiri atau bersama-sama 2, seperti HOMOGAMOUS biasanya, tegak lurus atau merunduk, ibu gagang pada akhirnya berambut panjang, panjang 2-12 cm; pembalut berbentuk lonceng; daun gagang rindang, berwarna hijau, berderet 1, 5-10, tegak lurus dengan jelas, berbarik-barik dengan jelas, berambut di ujung, tak imbang(UNEQUAL), 5-12 x 1.5-5 mm; bunga periuk cembung, PALEATE; sekam mahkota menyerupai selaput, menjepit bunganya, membungkus, berlunas, panjang 4-15 mm, puncak dan lunas berambut putih panjang; mahkota berwarna kuning, panjang 3-4 mm dengan tabung pandek dan dahan kerucut sungsang berbaga 5; baga kecil, lancip, berambut (tepian). Benang sari bertaut, kepala sari bebas, hitam kecoklat-coklatan hingga hitam, tumpul, dasar berbentuk panah, 1 mm, bersambung tanpa katup. Tangkai putik dengan 2 lengan agak panjang dengan puncak meroma panjang berbentuk tusuk. Buah longkah di dalam dahan kelopak yang kering mengeras agak tebal, bulat telur sungsang hingga bentuk baji, bersegi, dengan leher pendek, dengan lancip berbenjol, seringkali pada akhirnya berambut, panjag 3-3.5 mm; papus tidak ada atau kecil berbentuk mangkok.
Asal : Amerika tropis
Pernyebaran : Pada tahun 1888 diteliti di Jawa Barat untuk pertama kalinya; sekarang telah menyebar ke seluruh Indonesia.
Ekologi : Sinar matahari langsung atau tempat teduh, tempat yang tidak terlalu kering, di daerah dengan sedikit atau banyak musim kering berat; di ladang-ladang dan bercampur dengan alang-alang dan jenis rumput ladang lainnya, sepanjang tepi jalan, di bawah pagar tanaman dan di rumpun pohon desa; berlimpah pada satu tempat. Pada ketinggian 800 m.Ladang padi dataran tinggi.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, dan hydrochorous.
Kepentingan pertanian: Rumput liar tidak begitu penting/bermanfaat.
Pembatasan : Manual

Ecliptica prostrata (L.) L. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : E. alba (L.) Hassk.; E. erecta L. var. prostrata; var. erecta L.; var. zippelina (Bl.) koster; Verbesina prostrate L.
Nama Daerah : Aster palsu, bongkol putih (New Guinea), Orâng-âring (Indonesia, Sunda, Jawa).
Deskripsi : Tanaman tahunan atau jenis tumbuhan yang tetap hijau, agak berumur pendek, seringkali bercabang, tumbuhan tak tetap dengan cabang menjalar atau tegak lurus, tinggi 10-80 cm, berakar pada buku dasarnya, dengan akar tunggang. Tangkai berbentuk silinder, hijau atau keungu-unguan, agak menebal tertutup merapat atau nyata, panjang, berambut putih. Daun-daun berhadapan, melekat, lonjong, lonjong bulat telur atau lonjong berbentuk lanset, lebih atau kurang bergerigi atau rata, agak tebal merapat atau tegak lurus dengan menyolok meroma, seringkali kasar, 2-15.5 x 0.5-4 cm, dasar menyempit. Bongkol bunga heterogamous, agak ujung dan ketiak (kebanyakan ujung daunnya dan karenanya menyatu 2-3), berbentuk lonceng, semi bulat, diameter 0.5-1 cm; panjang ibu gagang 2-70 cm, agak menebal merapat dengan nyata berambut putih agak panjang; pembalut berbentul lonceng, kemudian membesar pada dasarnya, daun gagang 5-6, berwarna hijau, berderet ganda, sedikit atau agak menebal merapat atau dengan nyata berambut putih, berbentuk bulat panajng atau lonjong bulat telur, lancip; bagian luarnya panjang 4-6 cm, bagian dalamnya biasanya lebih pendek; bunga periuk sedikit cembung, hijau muda setelah buah rontok, berbulu halus dengan banyak berbentuk benang lurus (atau berujung melebar), lancip, berkelijak pendek, panjang sekam mahkota 3-4 mm. bunga tepi banyak, berkelamin betina atau netral; mahkota berwarna putih, panjang 2-3 mm; bakal buah merapat, berlunas, pucat, berbulu halus dengan ujung, tutup berwarna hijau pendek meroma, panjang 1.5-2 mm; tangkai putik berlengan 2, pada akhirnya banyak EXSERTED. DISC bunga berkelamin ganda, banyak, berwarna putih, panjang 1.5-2 mm dengan tabung pendek dan berbentuk lonceng, dahan berbaga 4-5; benang sari bertaut dengan katub pendek; bakal buah berada dalam jejari empulur bunga; tangkai putik berlengan pendek. Buah longkah berwarna coklat atau hitam, merapat, panjang 2-3 mm dengan lebih atau kurang garis tepi menebal, berbintil tebak; puncak dengan rambut putih pendek, tanpa papus; buah longkah bunga tepi kecil, bersegi tiga, biasanya mandul, DISC bunga yang satu itu berbentuk bentuk baji memanjang.
Asal : Tidak diketahui.
Pernyebaran : Seluruh dunia, daerah tropis dan subtropics. Seluruh Indonesia.
Ekologi : Dapat menyesuaikan diri untuk merubah keadaa lingkungan, biasanya pada daerah kering kurang baik, tempat basah sepanjang sungai dan parit di rawa-rawa, pada tempat dengan cahaya matahari langnsung. Dari tepi laut (menahan kondisi saline) hingga ketinggian 2000 m. berbunga sepanjang tahun; dapat menhasilkan lebih dari 17.000 biji tiap tanaman; tidak membutuhkan waktu istirahat. Dataran rendah terairi/beririgasi, daerah dengan curah hujan tinggi/ladang tadah hujan, ladang padi pasang surut dan gogo râncâh.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, zoochorous dan hydrochorous.
Kepentingan pertanian: Menyusahkan pada beberapa hasil panen (17 hasil panen di 35 negara); lebih menyusahkan pada dataran rendah dengan curah hujan tinggi.
Pembatasan : Pembatasan lebih awal lebih utama. Manual dan pembatasan dengan obat telah berhasil sebaik pemakaian 2,4-D dan MCPA, dianjurkan penyediaan beberapa aplikasi. Propanil terbukti berhasil di America, tapi tidak di Kolombia dan Filipina. Ketidak sesuaian data diperoleh mengenai pembatasan dengan dipergunakannya herbisida tanah. Kombinasi herbisida kelihatan lebih dapat diandalkan dari pada herbisida tunggal. Digunakan di ladang padi: oxadiazon, propanil, butachlor, MCPA, 2,4-D, dan lain-lain.
Catatan : Inang pengganti dari nematode Meloidogyne incognita (Kofoid & White) Chitw. Daunnya digunakan untuk celupan rambut hitam dan sebagai obat rambut. Juga dikonsumsi sebagai sayuran.

Dichrocephalaintegrifolia (L.f.) O.K. (Asteraceae (compositae))

Sinonim : D. bicolor (Roth) Schlechtend.; D. latifolia (Lamk.) DC.; Cotula latifolia Pers.; Grangea latifolia Lamk.
Nama Daerah : Jukut meurit, Meurit (Sunda); Bândot, Sĕprâh, Wĕdâkân (Jawa).
Deskripsi : Tegak lurus atau berdasar merangkak dan berakar, tanaman menahun berumur pendek dan tumbuhan dengan aroma sangat kuat, tinggi 6-65 cm. Tangkai kaku, dengan halus dan kurang lebih berbulu padat menebal. Daun tersusun memilin, tangkai (daun) pendek, tidak memeluk batang, bulat telur hingga lonjong bulat telur, bergigi gerigi tidak teratur, salah satu dari seluruhnya atau kurang atau lebih sangat berbentuk lira, bercangap menyirip, 1-5-15 x 1-7.5 cm, kedua sisi berambut pendek jarang hingga tebal. Bongkol bunga berbulu halus, HETEROGAMOUS, diujung, yang bergabung pada ujung yang sangat kecil, PANICLES meroma dengan halus, diameter 3-6 mm; ibu gagang agak teak lurus atau tegak lurus dengan jelas, meroma dengan halus dan jarang, panjang 2.5-6 mm; daun-daun pembalut tegak lurus, pada baris 1-2, berjumbai, panjang 0.8-1 mm; bunga periuk berbentuk hemisfer, EPALEATE. Bunga-bunga kecil berkelamin betina, banyak pada beberapa gelungan/ulir; mahkota nyaris TUBULAR, bergigi dengan pendek 3-4, putih keabu-abuan atau kurang lebih keungu-unguan, panjang 0.5-0.7 mm; ujung bakal buah dengan kelenjar-kelenjar melekat, tangkai putik pendek berlengan 2, agak betul-betul terjulur. DISC bunga berkelamin ganda, berwarna hijau atau kuning kehijau-hijauan, kurang banyak; mahkota pendek TUBULAR dengan bentuk corong luas, anggota badan berbaga 4, panjang 1-1.3 mm, bagian luar dengan beberapa kelenjar yang melekat; tabung benang sari untuk 4 benang sari; kepala sari longgar bertautan dengan dasar berbaga 2 pendek. Ujung terhubung katub kecil; ujung bakal buah dengan rambut kelenjar dan kecil 1-2, tugi agak tegak lurus; tangkai putik berlengan padat. Buah longkah berwarna pucat kekuning-kuningan mengkilap, lonjong hingga bulat telur sungsang, panjang 0.8-1 mm, ditekan dengan garis tepi seperti urat, ujung berbulu halus atau dengan 1-2 tugi kecil dan beberapa, kelenjar melekat.
Asal : Asia daerah tropis
Pernyebaran : Dari Asia melalui Malaysia ke Australia, laut teduh dan Afrika. Dimanapun di Indonesia, kecuali Kalimantan.
Ekologi : Tempat yang mendapat banyak cahaya matahari atau terang atau agak teduh, selalu ditempat basah, lebih disukai daerah berbatu; sepanjang jalan dan jalan setapak, bercampur, sepanjang jalan air dan perbatasan lahan yang diolah dan ditanami; biasanya menyebar, terkadang banyak. Di Jawa pada ketinggian 30-2400 m, di Irian Jaya pada ketinggian hingga 3000 m; kebanyakan berada di atas ketinggian 500 m. Di daerah dengan curah hujan tinggi dan ladang padi dataran tinggi.
Perkembangan dan perbanyakan: Buah longkah, hydrochorous.
Kepentingan pertanian: Rumput liar yang tidak terlalu penting /bermanfaat seperti akarnya yang dangkal dan tidak terdapat pada dasarnya sendiri.
Pembatasan : Penggunaan diuron sebelum keadaan darurat atau menggunakan 2,4-D (4.5 mg a.i./ per ha) atau paraquat setelah adanya keadaan darurat.
Catatan : Tumbuhan inang Helopeltis antonii Sign.